Agama
Hindu tumbuh bersamaan dengan kedatangan bangsa Aria (cirinya kulit putih,
badan tinggi, hidung mancung) ke Mohenjodaro dan Harappa melalui celah Kaiber
(Kaiber Pass) pada 2000-1500 SM dan mendesak bangsa Dravida (berhidung pesek,
kulit gelap) dan bangsa Munda sebagai suku bangsa asli yang telah mendiami
daerah tersebut. Bangsa Dravida disebut juga Anasah yang berarti berhidung
pesek dan Dasa yang berarti raksasa. Bangsa Aria sendiri termasuk dalam ras
Indo Jerman. Awalnya bangsa Aria bermatapencaharian sebagai peternak kemudian
setelah menetap mereka hidup bercocok tanam. Bangsa Aria merasa ras mereka yang
tertinggi sehingga tidak mau bercampur dengan bangsa Dravida. Sehingga bangsa
Dravida menyingkir ke selatan Pegunungan Vindhya.
Orang
Aria mempunyai kepercayaan untuk memuja banyak Dewa (Polytheisme), dan
kepercayaan bangsa Aria tersebut berbaur dengan kepercayaan asli bangsa
Dravida. Oleh karena itu, Agama Hindu yang berkembang sebenarnya merupakan
sinkretisme (percampuran) antara kebudayaan dan kepercayaan bangsa Aria dan
bangsa Dravida. Selain itu, istilah Hindu diperoleh dari nama daerah asal
penyebaran agama Hindu yaitu di Lembah Sungai Indus/ Sungai Shindu/ Hindustan
sehingga disebut agama dan kebudayaan Hindu. Terjadi perpaduan antara budaya
Arya dan Dravida yang disebut Kebudayaan Hindu (Hinduisme). Daerah perkembangan
pertamanya terdapat di lembah Sungai Gangga, yang disebut Aryavarta (Negeri
bangsa Arya) dan Hindustan (tanah milik bangsa Hindu).
DEWA
Dalam ajaran agama Hindu dikenal 3
dewa utama, yaitu:
Brahma sebagai dewa pencipta segala
sesuatu.
Wisnu sebagai dewa pemelihara alam.
Siwa sebagai dewa perusak.
Ketiga dewa tersebut dikenal dengan
sebutan Tri Murti.
KITAB SUCI
Kitab suci agama Hindu disebut Weda
(Veda) artinya pengetahuan tentang agama. Pemujaan terhadap para dewa-dewa
dipimpin oleh golongan pendeta/Brahmana. Ajaran ritual yang dijadikan pedoman
untuk melaksanakan upacara keagamaan yang ditulis oleh para Brahmana disebut
kitab Veda/Weda yang terdiri dari 4 bagian, yaitu:
1.
Reg Veda, berisi tentang
ajaran-ajaran Hindu, merupakan kitab tertua (1500-900 SM) kira-kira muncul saat
bangsa Aria ada di Punjab.
2.
Yajur Veda, berisi doa-doa yang
dibacakan waktu diselenggarakan upacara agama, lahir saat bangsa Aria menguasai
daerah Gangga Tengah.
3.
Sama Veda, berisi nyanyian
puji-pujian yang wajib dinyanyikan saat diselenggarakan upacara agama.
4.
Atharwa Veda, berisi kumpulan
mantera-mantera gaib, doa-doa untuk menyembuhkan penyakit. Doa/mantra muncul
saat bangsa Arya menguasai Gangga Hilir.
SISTEM KASTA
Hindu mengenal pembagian masyarakat
atas kasta-kasta tertentu, yaitu Brahmana, Ksatria, Waisya dan Sudra. Pembagian
tersebut didasarkan pada tugas/ pekerjaan mereka.
1.
Brahmana bertugas mengurus soal
kehidupan keagamaan, terdiri dari para pendeta.
2.
Ksatria berkewajiban menjalankan
pemerintahan termasuk pertahanan Negara, terdiri dari raja dan keluarganya,
para bangsawan, dan prajurit.
3.
Waisya bertugas berdagang, bertani,
dan berternak, terdiri dari para pedagang.
4.
Sudra bertugas sebagai petani/
peternak, para pekerja/ buruh/budak, merupakan para pekerja kasar.
Di
luar kasta tersebut terdapat kasta Paria terdiri dari pengemis dan gelandangan.
Perkawinan antar kasta dilarang dan jika terjadi dikeluarkan dari kasta dan
masuk dalam golongan kaum Paria seperti bangsa Dravida. Paria disebut juga
Hariyan dan merupakan mayoritas penduduk India.
Pembagian
kasta muncul sebagai upaya pemurnian terhadap keturunan bangsa Aria sehingga
dilakukan pelapisan yang bersumber pada ajaran agama. Pelapisan tersebut
dikenal dengan Caturwangsa/Caturwarna, yang berarti empat keturunan/ empat
kasta. Pembagian kasta tersebut didasarkan pada keturunan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar