Minggu, 28 Juni 2015

KERAJAAN TERNATE dan TIDORE


KERAJAAN TERNATE dan TIDORE

Kerajaan Ternate dan Tidore terletak di kepulauan Maluku. Maluku adalah kepualuan
yang terletak di antara Pulau Sulawesi dan Pulau Irian. Jumlah pulaunya ratusan dan
merupakan pulau yang bergunung-gunung serta keadaan tanahnya subur.
Kehidupan Politik
Kepulauan Maluku terkenal sebagai penghasil rempah-rempah terbesar di dunia.
Rempah-rempah tersebut menjadi komoditi utama dalam dunia pelayaran dan
perdagangan pada abad 15 – 17. Demi kepentingan penguasaan perdagangan rempahrempah
tersebut, maka mendorong terbentuknya persekutuan daerah-daerah di Maluku
Utara yang disebut dengan Ulilima dan Ulisiwa.
Ulilima berarti persekutuan lima bersaudara yang dipimpin oleh Ternate yang terdiri dari
Ternate, Obi, Bacan, Seram dan Ambon. Sedangkan Ulisiwa adalah persekutuan sembilan
bersaudara yang terdiri dari Tidore, Makayan, Jailolo dan pulau-pulau yang terletak di
kepulauan Halmahera sampai Irian Barat.

Antara persekutuan Ulilima dan Ulisiwa tersebut terjadi persaingan. Persaingan tersebut
semakin nyata setelah datangnya bangsa Barat ke Kepulauan Maluku.
Bangsa barat yang pertama kali datang adalah Portugis yang akhirnya bersekutu dengan
Ternate tahun 1512. Karena persekutuan tersebut maka Portugis diperbolehkan
mendirikan benteng di Ternate.
Bangsa Barat selanjutnya yang datang ke Maluku adalah bangsa Spanyol, sedangkan
Spanyol sendiri bermusuhan dengan Portugis. Karena itu kehadiran Spanyol di Maluku,
maka ia bersekutu dengwn Tidore.
Akibat persekutuan tersebut maka persaingan antara Ternate dengan Tidore semakin
tajam, bahkan menyebabkan terjadinya peperangan antara keduanya yang melibatkan
Spanyol dan Portugis. Dalam peperangan tersebut Tidore dapat dikalahkan oleh Ternate
yang dibantu oleh Portugis.
Keterlibatan Spanyol dan Portugis pada perang antara Ternate dan Tidore, pada dasarnya
bermula dari persaingan untuk mencari pusat rempah-rempah dunia sejak awal
penjelajahan samudra, sehingga sebagai akibatnya Paus turun tangan untuk membantu
menyelesaikan pertikaian tersebut.
Usaha yang dilakukan Paus untuk menyelesaikan pertikaian antara Spanyol dan Portugis
adalah dengan mengeluarkan dekrit yang berjudul Inter caetera Devinae, yang berarti
Keputusan Illahi. Dekrit tersebut ditandatangani pertama kali tahun 1494 di Thordessilas
atau lebih dikenal dengan Perjanjian Thordessilas. Dan selanjutnya setelah adanya
persoalan di Maluku maka kembali Paus mengeluarkan dekrit yang kedua yang
ditandatangani oleh Portugis dan Spanyol di Saragosa tahun 1528 atau disebut dengan
Perjanjian Saragosa.

1. proses masuknya Islam di Maluku
Maluku sebagai daerah kepulauan merupakan daerah yang subur terkenal sebagai
penghasil rempah terbesar. Untuk itu sebagai dampaknya banyak pedagangpedagang
yang datang ke Maluku untuk membeli rempah-rempah tersebut. Di antara
pedagang-pedagang tersebut terdapat pedagang-pedagang yang sudah memeluk
Islam sehingga secara tidak langsung Islam masuk ke Maluku melalui perdagangan
dan selanjutnya Islam disebarkan oleh para mubaligh salah satunya dari Jawa.

 
2. usaha-usaha Portugis dalam rangka menguasai perdagangan
di Maluku.
-Portugis melaksanakan politik adu domba antara Ternate dan Tidore.
-Portugis mendirikan benteng di Maluku (menanamkan kekuasaannya di Maluku).
-Portugis melakukan monopoli perdagangan di Maluku.

 
3. akibat dari perjanjian Saragosa bagi rakyat Maluku
-Maluku dikuasai oleh Portugis.
-Perdagangan Maluku dimonopoli oleh Portugis.
-Rakyau Maluku mengalami kesengsaraan.
-Rakyat Maluku mengangkat senjata melawan Portugis

Tidak ada komentar:

Posting Komentar